Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice)  Menggunakan Metode STAR

Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice)  Menggunakan Metode STAR (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Peserta Didik dalam Pembelajaran

LokasiSMA Negeri 1 Karangreja
Lingkup PendidikanSekolah Menengah Atas
Tujuan yang ingin dicapaiMeningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Sejarah Melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning/PBL Menggunakan Metode Tutor Sebaya Kelas XII MIPA 3 di SMA Negeri 1 Karangreja.
PenulisRusmiyati, S.Pd
Tanggal15 Desember 2022
Situasi: Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini.  Beberapa kondisi yang menjadi latar belakang masalah rendahnya motivasi belajar sejarah antara lain : Faktor Internal : Peserta didik merasa jenuh, minat belajar rendah, kesehatan fisik dan mental.Faktor Eksternal : keadaan keluarga, lingkungan sekolah/teman.Rendahnya motivasi karena salah satu dampak dari pandemi Covid 19 dan peserta didik tidak paham tujuan belajar sejarah, peserta didik tidak paham tujuan mereka bersekolahSemangat belajar peserta didik semakin rendah dengan kurangnya  pemanfaatan media ajar dan model pembelajaran inovatif yang diimplementasikan guru di kelas dan karena guru sebagai seorang pendidik terbiasa menggunakan cara konvensional dalam mengajar di kelas serta mengganggap cara konvensional sudah cara terbaik mengajar di kelas.Dari poin-poin diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa guru perlu berinovasi dan menggunakan cara mengajar yang lebih bervariasi dan menyenangkan. Oleh karena itu, guru perlu menyusun desain pembelajaran yang Inovatif untuk meningkatkan motivasi  peserta didik dalam pembelajaran sejarah.   Praktik  pembelajaran   ini   penting   untuk dibagikan Bagi guru,  untuk   menunjukkan bahwa guru sudah melakukan praktik baik    dan  berbagi  pengalaman  dalam memecahkan permasalahan pembelajaran  kepada orang lain, serta memotivasi diri sendiri dan guru lain untuk berbuat yang terbaik bagi peserta didik. Selain itu, sebagai bahan refleksi untuk perbaikan pembelajaran secara berkelanjutan.Bagi sekolah tulisan  best practices  ini dapat menjadi koleksi di perpustakaan sekolah.Bagi peserta didik, untuk kemajuan belajar peserta didik dan bahan evaluasi untuk pembelajaran selanjutnya.4. Bagi guru lain, dapat dijadikan sebagai bahanreferensi   dalam   memecahkan permasalahan yang sama. Selain itu juga dapat membangun    kepekaan    dan kemampuan dalam berpikir kritis.   Peran dan tanggung jawab saya dalam praktik ini Saya sebagai guru mempunyai tanggung jawab untuk   melakukan   proses   pembelajaran   ini secara efektif dengan menggunakan media dan model  pembelajaran  yang  tepat  dan  inovatif sehingga tujuan pembelajaran dan hasil belajar peserta didik bisa tercapai sesuai dengan yang diharapkan. 
Tantangan : Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut? Siapa saja yang terlibat,  Setelah melakukan identifikasi masalah melalui refleksi diri, wawancara guru/ teman sejawat, dan wawancara pada beberapa peserta didik, maka beberapa tantangan yang terjadi yaitu 1. Kurangnya motivasi peserta didik saat belajar sejarah yang kebanyakan materi hafalan, 2. Peserta didik merasa materi sejarah tidak relevan  dengan tujuan dan cita-cita di masa depan, 3. Peserta didik terbawa pola belajar masa Covid dimana pembelajaran online peserta didik kurang disiplin dalam mengikuti KBM  dan mengerjakan tugas yang diberikan. 4. Peserta didik kurang percaya diri saat mengemukakan pendapat ketika presentasi atau bertanya, 5. Gaya mengajar guru yang cenderung monoton dan konvensional. Tantangan dari sisi Peserta didiknya berdampak sekali pada proses pembelajaran di sekolah. ada juga tantangan yang ada di sekolah: Faktor guru dalam pemilihan media ajarKurang pahamnya media dan metode mengajar di kelasKurangnya pemanfaatan TIK di kelas. Model pembelajaran yang belum relevan dengan kebutuhan Peserta didik tantangan itu yang menyebabkan seorang guru harus mampu merancang pembelajaran yang inovatif dengan menerapkan media pembelajaran yang sesuai dengan gaya belajar Peserta didik serta model pembelajaran abad 21 yang mampu membangkitkan motivasi belajar Peserta didik dan menumbuhkan sikap, sifat serta pikiran kreatif  
Aksi : Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut/ strategi apa yang digunakan/ bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat / Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini  Tantangan yang ada di atas harus segera diselesaikan dengan baik oleh seorang guru profesional, diantaranya yaitu: Berkaitan dengan model pembelajaran Guru menerapkan model pembelajaran Problem based learning. Model pembelajaran berbasis masalah merupakan pembelajaran yang menggunakan berbagai kemampuan berpikir dari peserta didik secara individu maupun kelompok serta lingkungan nyata untuk mengatasi permasalahan sehingga bermakna, relevan, dan kontekstual Sintak model Problem-based Learning menurut Arends (2012) sebagai berikut: Orientasi peserta didik pada masalah Mengorganisasikan peserta didik untuk belajarMembimbing penyelidikan individu maupun kelompok. Mengembangkan dan menyajikan hasil karyaMenganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah   2. Penerapan Sintak model PBL dengan metode tutor sebaya : Fase 1 Orientasi peserta didik kepada masalah   Menayangkan beberapa foto Menayangkan powerpoint tentang pengertian Orde Baru Fase 2 Mengorganisasikan peserta didik Peserta didik dibagi menjadi 6 kelompok diberi nama : Soekarno, Soeharto, AH Nasution, Basuki Rahmat, M. Yusuf dan Amir Mahmud   Fase 3 Membimbing penyelidikan individu dan kelompok Masing –masing kelompok dengan dibimbing satu Peserta didik sebagai tutor sebaya mempelajari latar belakang Orde Baru dari buku paket maupun sumber lain   Fase 4 Mengembangkan dan menyajikan hasil karya Memfasilitasi presentasi hasil diskusi kelompok   Fase 5 Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah Memberi kesempatan kelompok lain menanggapi presentasi   3. Kelebihan Problem Based Learning: Model Pembelajaran PBL dapat meningkatkan kemampuan analisis peserta didik terhadap pembelajaran sejarahModel Pembelajaran PBL membuat peserta didik belajar sambil terlibat aktif dalam masalah terbuka yang diberikan.Peserta didik diberikan kesempatan untuk memecahkan masalah di dalam situasi yang kolaboratif.Menantang kemampuan peserta didik serta memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi peserta didik.Meningkatkan motivasi dan aktivitas pembelajaran peserta didik.Membantu peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan.Mengembangkan kemampuan peserta didik untuk berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru. (Sudrajat, 2011).  Tutor sebaya adalah kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh seorang Peserta didik kepada Peserta didik lainnya yang salah satu Peserta didik itu lebih memahami materi pembelajaran. Bantuan belajar yang diberikan oleh teman sebaya dapat menghilangkan rasa kecanggungan seperti halnya dengan guru. Bahasa yang digunakan antara teman dengan teman lebih dapat dipahami dari pada guru dengan Peserta didik (Tutor Sebaya) 5.  Berkaitan dengan media ajar. Penggunaan media ajar berbasis TIK untuk memudahkan guru mentransformasi ilmu pengetahuan dan juga membangkitkan motivasi belajar Peserta didik. Guru menggunakan PPT/Canva  yang menarik dan disajikan lewat proyektor. 6. Berkaitan dengan penilaian Penilaian dilakukan secara komprehensif meliputi penilian pengetahuan dengan mengerjakan soal evaluasi, penilaian sikap sikap dengan observasi, dan penilaian ketrampilan melalui rubrik penilian unjuk kerja ( kerja kelompok dan presentasi)  
Refleksi Hasil dan dampak Bagaimana dampak dari aksi dari Langkah-langkah yang dilakukan? Apakah hasilnya efektif? Atau tidak efektif?  Mengapa? Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan, Apa yang menjadi faktor keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan? Apa pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut  Dampak dari penerapan model pembelajaran Problem Based Learning metode Tutor Sebaya  membuat Peserta didik lebih bersemangat dan tidak bosan dalam pembelajaran karena pada saat pembelajaran Peserta didik dibagi ke dalam beberapa kelompok dan secara berkelompok Peserta didik yang mempunyai kemampuan lebih membimbing Peserta didik yang lain sehingga suasana lebih aktif , terjalin kerjasama dan komunikasi antar peserta didik yang baik. Dengan model pembelajaran Problem Based Learning ini Peserta didik lebih termotivasi terlihat dari indikator keaktifan naik dari sebelum menggunakan model pembelajaran Problem based learning. Secara berkesinambungan motivasi belajar Peserta didik meningkat maka hasil belajar Peserta didik turut meningkat. Berdasar hasil Evaluasi peserta didik 100% tuntas mengerjakan soal evaluasi.  

Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice)  Menggunakan Metode STAR (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Peserta Didik dalam Pembelajaran

LokasiSMA Negeri 1 Karangreja
Lingkup PendidikanSekolah Menengah Atas
Tujuan yang ingin dicapaiMeningkatkan Motivasi Belajar Peserta didik Pada Mata Pelajaran Sejarah Melalui Model Pembelajaran Based Learning/PBL Menggunakan Metode “Snow Ball Throwing” Kelas XII MIPA 3 di SMA Negeri 1 Karangreja.
PenulisRusmiyati, S.Pd
Tanggal9 Januari 2023
Situasi: Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini.  Beberapa kondisi yang menjadi latar belakang masalah rendahnya motivasi belajar sejarah antara lain : Motivasi belajar rendah karena faktor bawaan tidak hanya pada mata pelajaran sejarah dan kurangnya dukungan dari orang tua Rendahnya motivasi karena salah satu dampak dari pandemi Covid 19 dan peserta didik tidak paham tujuan belajar sejarah, peserta didik tidak paham tujuan mereka bersekolahMotivasi belajar rendah karena materi sejarah yang banyak dan terus bertambah cenderung untuk dihafalSemangat belajar peserta didik semakin rendah dengan kurangnya  pemanfaatan media ajar dan model pembelajaran inovatif yang diimplementasikan guru di kelas dan karena guru sebagai seorang pendidik terbiasa menggunakan cara konvensional dalam mengajar di kelas serta mengganggap cara konvensional sudah cara terbaik mengajar di kelas. Dari poin-poin diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa guru perlu berinovasi dan menggunakan cara mengajar yang lebih bervariasi dan menyenangkan. Oleh karena itu, guru perlu menyusun desain pembelajaran yang Inovatif untuk meningkatkan motivasi  peserta didik dalam pembelajaran sejarah. Praktik  pembelajaran   ini   penting   untuk dibagikan Bagi guru, untuk   menunjukkan bahwa guru sudah melakukan praktik baik     dan  berbagi  pengalaman  dalam memecahkan permasalahan pembelajaran  kepada orang lain, serta memotivasi diri sendiri dan guru lain untuk berbuat yang terbaik bagi peserta didik. Selain itu, sebagai bahan refleksi untuk perbaikan pembelajaran secara berkelanjutan.Bagi sekolah,  tulisan  best practices  ini dapat menjadi koleksi di perpustakaan sekolah. Bagi peserta didik, untuk kemajauan belajar peserta didik dan bahan evaluasi untuk pembelajaran selanjutnya. Bagi guru lain, dapat dijadikan sebagai bahan referensi dalam   memecahkan permasalahan yang sama. Selain itu juga dapat  membangun    kepekaan dan kemampuan dalam berpikir kritis. Peran dan tanggung jawab saya dalam praktik ini, Saya sebagai guru mempunyai tanggung jawab untuk   melakukan proses pembelajaran ini secara efektif dengan menggunakan media dan model  pembelajaran  yang  tepat  dan  inovatif sehingga tujuan pembelajaran dan hasil belajar peserta didik bisa tercapai sesuai dengan yang diharapkan. 
Tantangan : Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut? Siapa saja yang terlibat,  Setelah melakukan identifikasi masalah melalui refleksi diri, wawancara guru/ teman sejawat, dan wawancara pada beberapa peserta didik, maka beberapa tantangan yang terjadi yaitu Kurangnya motivasi peserta didik saat belajar sejarah yang kebanyakan materi hafalan,Peserta didik merasa materi sejarah tidak relevan dengan tujuan dan cita-cita di masa depan, Peserta didik terbawa pembelajaran masa covid dengan cara online yang kurang disiplin. Peserta didik kurang percaya diri saat mengemukakan pendapat ketika presentasi atau bertanya, Gaya mengajar guru yang cenderung monoton dan konvensional. Tantangan dari sisi peserta didiknya berdampak sekali pada proses pembelajaran di sekolah. ada juga tantangan yang ada di sekolah: Faktor guru dalam pemilihan media ajarKurangnya pemanfaatan TIK di kelasModel pembelajaran yang belum relevan dengan kebutuhan peserta didik tantangan itu yang menyebabkan seorang guru harus mampu merancang pembelajaran yang inovatif dengan menerapkan media pembelajaran yang sesuai dengan gaya belajar peserta didik serta model pembelajaran abad 21 yang yang mampu membangkitkan motivasi belajar peserta didik dan menumbuhkan sikap, sifat serta pikiran kreatif.
Aksi : Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut/ strategi apa yang digunakan/ bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat / Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini  Tantangan yang ada di atas harus segera diselesaikan dengan baik oleh seorang guru profesional, diantaranya yaitu: Berkaitan dengan model pembelajaran Guru menerapkan model pembelajaran Problem based learning. Model pembelajaran berbasis masalah merupakan pembelajaran yang menggunakan berbagai kemampuan berpikir dari peserta didik secara individu maupun kelompok serta lingkungan nyata untuk mengatasi permasalahan sehingga bermakna, relevan, dan kontekstual Sintak model Problem-based Learning menurut Arends (2012) sebagai berikut: Orientasi peserta didik pada masalah Mengorganisasikan peserta didik untuk belajarMembimbing penyelidikan individu maupun kelompokMengembangkan dan menyajikan hasil karyaMenganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalahSintak model PBL dengan metode Snow Ball Throwing : Fase 1, Orientasi peserta didik kepada masalah Guru menampilkan beberapa gambar terkait orde baru Soeharto, Partai peserta Pemilu Orde baru bendera ASEAN, Bendera PBB, dan KD yang ingin dicapai. Fase 2, Mengorganisasikan peserta didik  Guru membagi peserta didik menjadi 6 kelompok Kelompok 1 ABRI Kelompok 2 P4 Kelompok 3 Golkar Kelompok 4 Asean Kelompok 5 PBB Kelompok 6 OKI Masing-masing kelompok memiliki identitas yang berbeda yaitu warna kertas dan pita. Diberi bahan materi pelajaran Fase 3, Membimbing penyelidikan individu dan kelompok Masing-masing kelompok berdiskusi berdasarkan materi diberikan Fase 4 Mengembangkan dan menyajikan hasil karya Masing-masing kelompok diberikan satu lembar kertas kerja, untuk menuliskan tiga pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah didiskuaikan.Kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu kelompok ke kelompok  dengan urutan 1>2, 2>3, 3>4, 4>5, 5>6, 6>1. Fase 5, Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah Setelah kelompok mendapat satu bola yang berisi tiga pertanyaan selanjutnya diberi kesempatan kepada kelompok untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara tertulis, selanjutnnya dipresentasikan. Kelebihan Problem Based Learning: Model Pembelajaran PBL dapat meningkatkan kemampuan analisis peserta didik terhadap pembelajaran sejarahModel Pembelajaran PBL membuat peserta didik belajar sambil terlibat aktif dalam masalah terbuka yang diberikan.Peserta didik diberikan kesempatan untuk memecahkan masalah di dalam situasi yang kolaboratif. Menantang kemampuan peserta didik serta memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi peserta didik.Meningkatkan motivasi dan aktivitas pembelajaran peserta didik.Membantu peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan.Mengembangkan kemampuan peserta didik untuk berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru. Menurut Noviana (2015), penerapan pembelajaran melalui metode snowball throwing merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan motivasi terhadap prestasi peserta didik. Selama mengikuti proses melakukan pembelajaran melalui model snowball throwing, prestasi peserta didik menjadi meningkat dalam pembelajaran. Hal ini terbukti dengan meningkatnya hasil belajar peserta didik melalui tes sebelum dan sesudah di terapkannya model. Kelebihan metode “Snow Ball Throwing: Suasana pembelajaran menjadi menyenangkan karena peserta didik seperti bermain dengan melempar bola kertas kepada peserta didik lain. Peserta didik mendapat kesempatan untuk mengembangkan kemampuan berpikir karena diberi kesempatan untuk membuat soal dan diberikan kepada peserta didik lain. Peserta didik terlihat aktif dalam pembelajaran.Berkaitan dengan media ajar. Penggunaan media ajar berbasis TIK untuk memudahkan guru mentransformasi ilmu pengetahuan dan juga membangkitkan motivasi belajar peserta didik. Guru menggunakan PPT  yang menarik dan disajikan lewat proyektor. Berkaitan dengan penilaian Penilaian dilakukan secara komprehensif meliputi penilian pengetahuan dengan mengerjakan soal evaluasi, penilaian sikap sikap dengan observasi, dan penilaian ketrampilan melalui rubrik penilian unjuk kerja ( kerja kelompok dan presentasi)  
Refleksi Hasil dan dampak Bagaimana dampak dari aksi dari Langkah-langkah yang dilakukan? Apakah hasilnya efektif? Atau tidak efektif?  Mengapa? Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan, Apa yang menjadi faktor keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan? Apa pembelajaran dari keseluruhan proses tersebutDampak dari penerapan model pembelajaran Problem Based Learning metode Snow Ball Throwing  membuat peserta didik lebih bersemangat dan tidak bosan dalam pembelajaran karena pada saat pembelajaran peserta didik dibagi ke dalam beberapa kelompok dan secara berkelompok peserta didik yang mempunyai kemampuan lebih membimbing peserta didik yang lain sehingga suasana lebih aktif , terjalin kerjasama dan komunikasi antar peserta didik yang baik. Dengan model pembelajaran Problem Based Learning ini peserta didik lebih termotivasi terlihat dari indikator keaktifan naik dari sebelum menggunakan model pembelajaran Problem based learning. Secara berkesinambungan motivasi belajar peserta didik meningkat maka hasil belajar peserta didik turut meningkat.  

Penulis : Rusmiyati, S.Pd.